Search This Blog

Tuesday, August 4, 2020

Rencong Aceh

Senjata Rencong digunakan oleh pejuang Aceh dalam mempertahankan diri dan melawan penjajahan bangsa asing dahulu kala, tidak hanya pejuang yang menggunakan rencong namun juga raja-raja serta golongan bangsawan di Aceh memakai rencong sebagai senjata pertahanan terakhir.

Peletakan Rencong ini tidak seperti kebanyakan peletakan senjata tajam lainnya yang tersembunyi dan terkesan di sembunyikan, akan tetapi Rencong Aceh diselipkan di sisi depan pinggang yang akan mudah di lihat oleh siapapun yang bermakna kesetiaan, siap siaga bertempur dalam keadaan apapun tanpa pengkhianatan.
Saat ini rencong umum digunakan oleh bangsawan-bangsawan Aceh atau kepala daerah di Aceh yang digunakan sebagai lambang adat atau kebiasaan yang telah menjadi khazanah budaya Aceh dan digunakan pada acara-acara besar seperti, perkawinan, dan acara lainnya serta menjadi cindera mata .

Ukuran rencong tidak begitu besar seperti senjata tajam lainnya, akan tetapi Rencong Aceh memiliki sejarah yang melegenda hingga hari ini, secara historis asal usul Rencong yang menjadi senjata mematikan Aceh ini menceritakan bahwa dimasa kerajan Aceh dahulu ada burung (Gereudha dalam bahasa Aceh) sejenis Rajawali ukuran Besar yang mungkin hari ini telah punah, dan telah banyak melakukan keresahan bagi masyaakat setempat baik merusak teror terhadap kehidupan anak anak, serta mengkonsumsi seluruh tanaman warga, baik buah-buahan serta ternak juga mati karena Ulah Sang Gereudha itu. Banyak cara telah di tempuh beragam perangkapun sudah dipakai untuk menangkap burung itu, tetapi tak juga berhasil dan malah semakin menjadi-jadi melakukan tindakan yang mencemaskan tersebut.

Sehingga Raja mengambil kebijakan dengan mengumpulkan seluruh Ahli persenjataan untuk menciptakan senjata yang bisa membunuh Geureudha dimaksud. Maka oleh seorang Pandai Besi yang memiliki kelebihan ilmu maghrifat (Maghrifat Besi) melakukan Shalat Sunnat dan Puasa serta berdo’a minta petunjuk pada Allah untuk diberikan petunjuk senjata yang senantiasa dapat membunuh burung Gereudha itu.

Dan pada akhirnya Pande Besi mendapat petunjuk untuk membuat sebilah rencong dengan Besi pilihan dan struktur senjata di tempa mirip tulisan bismillah dalam aksara Arab dan juga pembuatannya penuh ketelitian serta penuh pengharapan pada Allah. Maka atas dasar itu lah rencong cuma bisa dipakai dalam jihad fisabilillah dan mempertahankan diri dari serangan kezaliman.

Sejarah mencatat seorang pejuang Aceh bisa berperang dan menewaskan segerombolan serdadu, baik itu Portugis, Belanda maupun Jepang yang bersenjata lengkap hanya dengan sebilah rencong, Laksamana Keumalahayati sebagai contoh yang hanya dengan sebilah rencong Membunuh Cornelis De Houtman di Atas geladak kapalnya.
Rencong memang kecil jika di lihat dengan kasat mata, akan tetapi Rencong Aceh yang sesungguhnya memiliki tuah yang sejati sehingga siapapun yang pernah menjajah Aceh sangatlah terpukul dan menanggung malu dikalahkan dengan senjata tradisional yang panjangnya tidak lebih dari 50 Cm.

Sejarah juga mengungkapkan ada banyak diantara serdadu Penjajah yang tidak sanggup memikikan peristiwa aneh yang di hadapi di Aceh. Bagaimana tidak, bedil bosa dikalahkan sama Rencong! Inilah keanehan Rencong Aceh Jaman dulu, yang menyebabkan timbul idiom bahwa pejuang Aceh sebagai orang yang telah hilang ingatan atau Aceh Pungo.
Rencong Aceh juga sebagai salah satu senjata paling mematikan yang pernah ada di jagad ini, menurut Pandai Besi Maghrifat yang kini sudah senja, jika tergores dengan Rencong Aceh yang asli itu sedikit saja maka nyawa taruhannya. Bukti keganasan rencong masih terpampang rapi di depan mata anak cucu yaitu ribuan kuburan Belanda di Aceh masih tersisa.

Rencong mempunyai tingkatan. Pertama, rencong yang dipakai oleh raja atau sultan. Rencong ini umumnya terbuat dari gading serta emas murni. Dan rencong biasa yang sarungnya umum terbuat dari tanduk kerbau atau kayu pilihan, sedang belatinya dari kuningan atau besi putih dengan bilah yang runcing dan tajam.

No comments: