Search This Blog

Saturday, August 1, 2020

Candi Muaro Jambi

Situs purbakala yang berada di di Kabupaten Muarojambi adalah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara. Kompleks situs candi kuno Muarojambi ini juga dikenal sebagai tempat pengajaran agama Buddha yang sudah ada sekitar seribu tahun lalu
Candi yang terletak di Danau Lamo, Maro Sebo, dan dekat dengan Sungai Batang Hari ini memiliki 82 reruntuhan bangunan kuno (menapo).
Tidak hanya luasnya yang diperkirakan berukuran delapan kali Borobudur, komplek Candi Muarojambi disebut juga sebagai situs kota kuno di Sumatera.
Penemuan dan pemugaran
Candi ini memiliki luas sekitar 12 km persegi dengan panjang lebih dari 7 km serta luas nya mencapai 260 hektar.  Kompleks Percandian Muaro Jambi secara total berisi 61 bangunan candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum digali (diokopasi).
Kompleks percandian Muaro Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris bernama S.C. Crooke yang melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer. Baru tahun 1975, pemerintah Indonesia mulai melakukan pemugaran yang serius yang dipimpin R. Soekmono. Berdasarkan aksara Jawa Kuno pada beberapa lempeng yang ditemukan, pakar epigrafi Boechari menyimpulkan peninggalan itu berkisar dari abad ke-7-12 Masehi. Di situs ini baru sembilan bangunan yang telah dipugar, dan kesemuanya adalah bercorak Buddhisme. Kesembilan candi tersebut adalah Candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano. 
Dari sekian banyaknya penemuan yang ada, Junus Satrio Atmodjo menyimpulkan daerah itu dulu banyak dihuni dan menjadi tempat bertemu berbagai budaya. Ada manik-manik yang berasal dari Persia, China, dan India. Agama Buddha Mahayana Tantrayana diduga menjadi agama mayoritas dengan diketemukannya lempeng-lempeng bertuliskan "wajra" pada beberapa candi yang membentuk mandala.

Candi Muarojambi adalah sebuah kompleks percandian Hindu-Buddha.
Pada bagian-bagian bangunan candi dapat menunjukkan bahwa pada zaman dulu Candi Muarojambi ini pernah dijadikan sebagai salah satu pusat tempat peribadatan agama Budha Tantri Mahayana di Indonesia.


Beberapa hasil temuan benda sejarah yang terdapat pada Candi Muarojambi, seperti hasil reruntuhan Stupa, Arca Gajah Singh, dan Arca Prajinaparamita, makin memperkuat bukti sejarah bahwa candi ini sudah lama dijadikan sebagai pusat kegiatan agama Budha.
Agama Buddha Mahayana Tantrayana diduga menjadi agama mayoritas dengan ditemukannya lempeng-lempeng bertuliskan "wajra" pada beberapa candi yang membentuk mandala.

Candi Muarojambi diperkirakan berasal dari abad ke-11 Masehi. Kompleks candi ini, kali pertama dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris bernama S.C. Crooke, yang melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer.
Lalu, pada 1975, pemerintah Indonesia mulai melakukan pemugaran yang serius yang dipimpin R. Soekmono. Perkiraan peninggalan di Candi Muarojambi berkisar dari abad ke-9-12 Masehi.
Di situs ini sudah sembilan bangunan telah dipugar, semuanya bercorak Buddhisme. Kesembilan candi tersebut adalah Candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano.

Beberapa arkeolog juga menyimpulkan, kompleks Candi Muarojambi dahulu banyak dihuni dan menjadi tempat bertemu berbagai budaya. Hal itu nampak dari ada manik-manik yang berasal dari Persia, China, dan India. 
Kompleks percandian Muarojambi secara total berisi 61 bangunan candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum digali (diokopasi).
Pada tahun 2012, Kompleks Candi MuaroJambi ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Sejarah Terpadu (KWST).
Beberapa candi yang sudah dipugar dan bisa dikunjungi para pelancong antara lain Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Kotomahligai, Candi Kedaton, Candi Gumpung, Candi Gedong 1 dan 2, Candi Astano, serta kolam Talaga Rajo. 

Candi Gempung adalah candi yang terlihat pertama kali saat wisatawan tiba di Kompleks percandian Muarojambi. Hamparan hijau di depan candi membuat Anda seperti berada di mini savana.
Wisatawan juga dapat melihat kanal-kanal tua dan tanggul alam kuno yang masih terlihat jelas mengelilingi Kompleks Percandian Muarojambi.

No comments: